Sejarah
Awal tahun 70-an, jumlah
sekolah menengah tingkat atas di Kabupaten Pidie hanya berjumlah dua buah,
yaitu di Sigli dan Meureudu. Pada dekade tersebut, masyarakat yang ingin
melanjutkan sekolah ke jenjang SMA harus menempuh perjalanan jauh dengan
keterbatasan moda transportasi. Keadaan ini memicu hasrat masyarakat Kecamatan
Mutiara untuk mendirikan sebuah SMA. Tahun 1973 atas prakarsa masyarakat
Kecamatan Mutiara, didirikanlah SMA Swasta Mutiara (sebagai cikal bakal SMAN 1
Mutiara) secara swadana, swadaya, dan swakelola.
Atas usulan penegerian oleh
Perwakilan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Daerah Istimewa Aceh
tanggal 26 Oktober 1974, maka pada tanggal 25 Juli 1975 Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia mengubah status SMA Swasta Mutiara menjadi SMA
Negeri Beureunuen. Meskipun secara nomenklatur tercantum nama SMA Negeri
Beureunuen, pada saat tersebut masyarakat luas lebih mengenal SMA Negeri
Beureunuen sebagai SMA Negeri 431 Beureunuen. Pernah juga berganti nama sebagai
SMU Negeri 1 Mutiara, sehingga pada tahun 1997 hingga sekarang sekolah ini
bernama SMAN 1 Mutiara.
Pada Tahun 1977, gedung milik
sendiri SMAN 1 Mutiara dibangun. Pada awalnya hanya terdiri dari tiga ruang,
yaitu ruang kepala sekolah, ruang tata usaha, dan ruang belajar. Seiring dengan
perjalanan waktu, gedung dan ruang SMAN 1 Mutiara terus bertambah. Hingga saat
ini, hanya beberapa gedung dan ruang lama yang tersisa. Sebagian gedung dan
ruang yang ada sekarang adalah gedung dan ruang baru. Sisnya adalah ruang lama
yang telah melalui beberapa kali perbaikan
Sampai saat ini SMAN 1 Mutiara
telah dipimpin oleh sebelas kepala sekolah. Kepala sekolah pertama saat
penegerian adalah Zainuddin, SH (1975-1984), selanjutnya Suparno, BA
(1984-1986), Zulkifli Marhaban, BA (1986-1990), Muhammad Thahir Husin, BA
(1990-1996), Drs. Ibrahim Mukmin (1996-1999), Drs. Bunyamin (1999-2002), Drs.
Jaziddin A Halim (2002-2005), Drs. M. Jamil TA, M.Pd (2005-2011), Drs. Bisuldy,
M.Pd (2011-2014), Drs. Saini, M.Pd (2014-2015), dan terakhir Kamaruddin, S.Pd
(2015-sekarang).
Logo SMAN 1 Mutiara pada
awal-awal penegerian berupa perisai berwarna hijau yang di dalamnya terdapat
lingkaran kapas dan padi, serta gambar kopiah aceh bertatah pena dan satu
bintang segi lima di atasnya, diapit oleh dua bilah rencong, bertuliskan SMA
Negeri 431 Beureunuen. Tidak ada dokumen tertulis yang menjelaskan makna logo
dan simbol tersebut. Sempat lama menghilang penggunaannya pada seragam siswa.
Tidak diketahui secara pasti sejak kapan logo tersebut tidak dipakai lagi.
Sehingga pada kepemimpinan Drs. Bisuldy, M.Pd diusulkan kembali desain logo
SMAN 1 Mutiara. Logo baru didesain oleh Musliadi, S.Pd, wakil kepala bidang
sarana pada saat tersebut. Logo perisai dengan latar berwarna kuning, dengan
gambar mutiara berpendar lima cahaya di atas buku dan angka sejarah 431,
akhirnya disepakati oleh seluruh warga sekolah dan komite sekolah (diketuai
oleh Alm. Drs. M. Yunus Is) pada saat itu.
Sepanjang sejarah
keberadaannya, sampai tahun 2016, SMAN 1 Mutiara telah meluluskan 12.114 orang
alumni. Para alumni telah memperoleh banyak prestasi baik bersifat akademis
atau non akademis. Alumni SMAN 1 Mutiara terhimpun dalam wadah organisasi
Prisma. Organisasi alumni Prisma saat ini diketuai oleh dr. Sulaiman, Sp.A,
sangat aktif berperan dalam mengupayakan kemajuan sekolah. Di samping itu, para
alumni telah mengabdi dan menjadi pimpinan di segala sektor negeri ini.
Pembukaan sekolah-sekolah
unggul yang eksklusif dewasa ini, sedikit banyak mempengaruhi input dan output
SMAN 1 Mutiara. Meski demikian, SMAN 1
Mutiara mampu bersaing secara kompetitif. Sampai sekarang, SMAN 1 Mutiara tetap
menjadi salah satu sekolah favorit di Kabupaten Pidie. Tahun 2016, Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menunjuk SMAN 1 Mutiara sebagai
sekolah rujukan di Kabupaten Pidie.